Sore menjelang malam, saya bertiga bersama adik dan mama saya pergi ke sebuah super market langganan kami. Kemudian, ada angin segar apa kali ini mama memperbolehkan kami membeli satu buah durian segar impor dari thailan yang wanginya telah tercium dari kejauhan 25 meter, tentu ini suatu hal yang aneh tapi menggembirakan karena kalian belum tahu bukan betapa sulitnya kami di keluarga untuk menyantap buah ajaib ini oleh karena dari baunya saja dengan kejauhan 50 meter mama sudah bisa naik pitam dan pingsan akan hal ini. Oke lupakan, karena ini adalah rezeki besar saya dan si gendut.
Terfikir jadi apa buah istimewa ini, tidak butuh waktu lama mengingat istilah 'mendem duren' yang di jual di Jogjakarta dengan harga berkisar 8000-12000 per gelasnya. Durian yang ditindih dengan susu kental manis coklat dan kacang diatasnya lalu ditaburkan es batu hancur menjadi inspirasi kreasi saya untuk menemani sebagai teman santai di malam ini, oleh karena keterbatasan bahan yang ada dirumah tidak masalah susu bubuk coklat tertabur di atas mendem duren saya, tidak apa karena ini buah dari tanah Bangkok, hehehe.
Ibarat surga, ini tingkatan surga tertinggi walaupun kangen Jogjakarta ini menjadi pelipur lara, walaupun tidak mirip mendem duren aseli tetapi ini cukup mewakili, tak masalah harga duren yang penting kreasi dan nikmatnya. Sepadu dengan perasaan hati damai yang sedang menikmati buah ini, saya sambil membaca beberapa bahan kuliah yang lagi-lagi membuat kantuk mata saya. Inspirasi apalagi yang bisa saya torehkan besok? mungkin bisa dimulai dengan 'teman santai' pelipur lara, kuliner memang tidak ada matinya, surga memang di telapak kaki ibu, ibu yang menurunkan bakat tangan ajaib menciptakan dan kreasi kuliner-kuliner ajaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar