Kamis, 28 November 2013

Puji Syukur dalam Kata Pengantar

Semua telah terbayar, semua rasa terimakasih telah dituangkan dalam selembar kata pengantar yang diplomatis dan umum dengan yang lain karena keterbatasan sistem penulisan yang selama ini sudah dibakukan, tapi jika sistem tidak berlaku di dunia ini, maka berlembar-lembar kertas di muka bumi ini tidak akan pernah cukup untuk menuliskan rasa terimakasih ku pada kalian semua yang terlibat dan mendukung dalam banyak hal tentang ini semua. Saatnya kita membuka pintu dengan dunia dan lembaran kertas yang baru, mungkin bukan putih, bukan pula polos, tapi berwarna dan banyak polanya. :)



Selasa, 20 Agustus 2013

Iseng-iseng tidak berhadiah


Maapin atas keautisan ini, dimana ketika diam di dalam kendaraan itu tidak mengenakan, jadi inilah yang kami lakukan yang disponsori oleh radio Gen FM 98,7. hehehe.

Jumat, 26 Juli 2013

Color Composition From Fruits and Vegetables

One of my favorite places, my mother and me went to a supermarket. As usual, I was walking around enjoying a variety of foods and beverages are displayed on the shelves of well-ordered. Sellers who commute offers a variety of the newest products. But I still enjoy a variety of other products with a very attractive package. I walked to the spot serving fresh food, such as fruit, fresh fish, bread, and vegetables. Well! here, I was feel compelled to stand along in the fresh food spot. See, the color composition created by the arrangement of fruit and vegetable. These are some of my shots when accompanied my mother was shopping at the supermarket.





my mother counting her money

personal documents, 2013

Kamis, 25 Juli 2013

Mother's Old Kitchen

If you feel bored, come and cook with me!
This is the one of my favorite snacks. I cook alone in my mother's old kitchen. With a mix of various foodstuffs and a little bit of my cooking skills had not been honed. Then, I started to enjoy my afternoon. With vanilla panecook and potatoes mayonase, let's share the joy with homemade food. Where's your recipe? I want to try!


my foodstuff

Panecook and tea

Potatoes mayonase


personal documents, 2013
@adistysavitri (intagram)

Rabu, 24 Juli 2013

"Aaargh" Moment


I'm going to crazy because of this thesis. I wanted to get out of the activities like doing this thesis. I was a graduate student who is working on a thesis that super duper annoying. There is no freedom. Full of sadness and "aaarrgh". I want to do what I love. I want to go far around the few areas in Indonesia with friends, family, or my lovely boyfriend without thinking about the live load. Swim in the clear blue sea. I opened and sitting on a picnic rug. Open up our food supplies are filled with delicious food. Sitting under a shady tree. We parked our rattan bikes next to a palm tree. I missed take some pictures various objects in every corner of the city. Sing a happy song itself or both. I miss can be actively writing and filling my web pages with the latest posts and pictures. And talk about the next life is full of happiness.

God, please make it easy every my activity, my problems, and my affairs. amen!

Kamis, 11 Juli 2013

Sore di Rumah Cikini

Sore itu aku memperkenalkan kesukaan sederhana ku pada mu, sederhana kok. Sesederhana kegiatan berbincang dan menyeruput sedikit teh hangat beraromakan cammomile dan 6 buah bitterballen, enak ya! Ayo, kapan lagi kamu ada waktu untuk kita seperti ini selain ke tempat favorit mu yang itu-itu saja, tidak pernah bosan meng-update film-film anyar serta bernominasi tinggi. Ikut aku ya, yuk sedikit menyukai kegiatan sederhana ini.




From Rumah Cikini
06/2013

Ini Cerita Singkat Kami

Ini cerita kami, sebenernya males banget cerita cinta-cintaan sih.

Ini bukan ya yang namanya garis hidup. Ngga ada yang bisa merubah dan ngga bisa disangka-sangka. Awalnya aku ngga pernah mau untuk mempublikasi dan cukup kurang yakin dengan keadaan ini. Tapi mencoba itu memang ngga akan pernah salah. Dia yang dulu menjadi teman dekatku di dalam kelas sewaktu kami tingkat 3 sekolah menengah akhir, anaknya pintar dan sedikit manja, mungkin karena dia anak semata wayang, beda dengan aku yang agaknya sedikit lebih mandiri darinya. Di awal kuliah, dia berada jauh di Malang dan aku di Jogja tidak membuat kami semakin jauh, aku lupa karena apa kami tambah dekat. Tapi rasanya seneng banget melihat ada tanda pesan singkat di handphone ku. Aku buka, tetapi bukan dia, emm.. rasanya agak kecewa. Sekalinya dia mengirimkan sebuah pesan singkat untuk ku, cepat-cepat aku buka dan suka senyum-senyum sendiri, dan.. sampai akhirnya kita jadian (anak SMA banget ya). Hubungan kami tidak lama sekitar 1 tahun 1 bulan. Yah, karena masalah yang bukan sama sekali masalah orang berpacaran, kami terpaksa putus karena orang tua ku yang tidak setuju, dia dipandang sebagai seorang laki-laki yang, eemm.. agak manja dan itu bertentangan sekali dengan kepribadianku, di saat itu aku masih mencoba untuk melobby orang tua ku untuk menerimanya, tapi aku bukan orang yang berani untuk melawan kata-kata orang tua.
Akhirnya kami jalan masing-masing dengan kehidupan masing-masing. Hampir 4 sampai 5 tahun kami miss communication dan cinta ku di Jogja juga tidak berjalan dengan lancar, hancur mungkin. Disaat aku kembali ke Jakarta setelah menyandang gelar sarjana dan dia juga kembali ke Jakarta kami dipertemukan kembali oleh sahabat kami. Puni, thank you for everything! we come back again. Dia berdua yang merencanakannya untuk ku bertemu dengannya. Aku ingat, masih sangat ingat, di hari Jumat tanggal 25 Januari di sebuah kedai Kopi dan Shusi yang kurang enak. hehehehe. Dengan kaos kesukaan mu yang ngga pernah berubah dari dulu, aku kira aku akan bertemu dengan mu dengan sifat yang masih sama, namun tidak. Ucapan pertama sampai dengan terakhir mu pun jauh berbeda dengan pertama kita berpacaran, yap! lebih matang dan cukup membuat aku kaget. Bukan seperti anak mami yang dulu aku ceritakan ke banyak teman dan sahabat ku kenapa kami memilih untuk berpisah. Namun, aku ngga mau tertipu untuk kedua kalinya tentu saja. Kami lalui tanpa harapan untuk kembali, berteman saja dulu cukup. 
Waktu memang mengantar kami untuk mengenal satu sama lain, karena memang kamu berbeda, ya berbeda. Kamu penuh strategi, kamu yang berjangka panjang, dan aku ngga pernah tau kenapa, kenapa setiap aku minta saran ke kamu, aku merasa lebih tenang. Senang mengalahkan segalanya disaat itu, wajar kok. Kami dilahirkan dari keluarga yang sangat amat berbeda. Kesini-kesini, kami lebih sering berdebat tentang banyak hal, hubungan kami tidak pasif seperti dulu, kamu banyak pengalaman yang berbeda dengan ku, sore dan pagi, bahkan malam kami berbicara. Aku bisa banyak belajar dari kamu, kamu pun juga begitu. Dari kamu, aku juga tau rasanya rindu, rindu sampai aku marah kamu terlalu cuek, aku juga tau rasanya punya tujuan dalam relationship, ngga usah ngurusin hidup orang, jalani selaganya dengan pola ku dan kemampuan maksimal ku, segala saran yang bisa membuat aku mengatakan "iya", kadang kami berbicara sampai aku menangis, menangis bukan karena kamu, tapi kamu yang mentegarkan aku untuk faith dalam setiap garis hidup ku. Tapi di atas segala kelebihan mu, aku mohon kamu juga dengarkan kata-kata aku demi kebaikan mu juga ya. That's it.
Ya, kami punya rencana, rencana bersama. Semoga aku bisa menyelesaikan tanggung jawab ku dan kami bisa bersama, aku ngga mau berfikir yang muluk-muluk, cukup bersama mu, ya kamu rasanya sudah cukup!

your dear,

Jumat, 14 Juni 2013

Memotret Pendidikan Indonesia dari Community Awareness

Sudah beberapa bulan yang lalu saya mempunyai cerita lain dari sisi pinggiran anak jalanan. Saya disini hanya sekedar sharing selama saya menjadi guru sukarelawan dalam acara sosial yang diselenggarakan oleh saya dan teman-teman di bangku magister manajemen PPM Manajemen. Kami mengajak 3 komunitas belajar anak-anak kurang mampu ini untuk berkontribusi dalam acara kami selama kurang lebih sebulan lamanya. Komunitas belajar bimbel senen, duren tiga, dan gereja panglima polim menjadi media kami untuk menyelenggarakan acara ini. Kami mengajar bergiliran di setiap weekend di ketiga komunitas belajar ini. Dan penghujung acara kami mengadakan acara puncak yang bertempat di Kebun Binatang Ragunan dengn kegiatan acara lomba cerdas cermat, lomba mengambar, jalan keliling, dan saling berbagi seperti pemberian buku-buku pelajaran, serta bantuan yang akan digunakan untuk mendukung infrastruktur belajar anak-anak di komunitas belajarnya masing-masing. 



Banyak cerita tentunya dari komunitas belajar masing-masing yang kami ajar, kebetulan saya mendapat giliran mengajar di komunitas belajar duren tiga yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan. Setiap minggunya kami disambut dengan wajah kecil yang selalu mengharapkan kami hadir di minggu depannya, dengan berbagai janji yang kami berikan agar anak-anak terus belajar. Agak terkejut ketika saya langsung terjun untuk mengajar mereka mengenai pelajaran dasar, ketika anak kelas 4 SD tidak bisa menghafal perkalian dibawah 5 dan tidak tahu bagaimana trik menghitung perkalian, ketika saya bilang 4 dikali 5, berarti 4 nya ada 5, mereka bingung serta untuk menghitung sesederhana itu mereka membutuhkan waktu yang lama. Sekarang saya mengerti kenapa banyak murid sekolah yang bersekolah dipelosok Indonesia sulit sekali untuk lulus dari Ujian Nasional, karena materi belajar yang diajarkan setiap sekolah itu tidak sama sesuai dengan kapabilitas sekolah yang diberikan kepada murid-muridnya. Jangan kan dipelosok Indonesia, di tengah kota Jakarta yang menjadi tempat saya mengajar basic pelajaran saja yang sesuai dengan tingkat kelasnya belum dikuasai, saya tidak menuntut maksimal, tetapi seenggaknya yang dasar mereka sudah mengerti bagaimana konsepnya. Inilah tugas kita sebagai orang yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat, selagi kita mampu dan mempunyai waktu, apa salahnya kita saling berbagi ilmu untuk masyarakat yang paling membutuhkan.
Hal ini adalah cerita kecil berdasarkan pengalaman saya selama menjadi guru sukarelawa, yang pasti seneng banget ngeliat teman-teman kita juga ikut maju, apalagi dalam menjalin kerja sama di acara tersebut banyak temen baru yang bisa kita kenal, dari mulai anak-anak komunitas tersebut, maupun kakak-kakak pendiri komunitas belajar yang sangat saya kagumi dan bangga mau ikut berkontribusi mendirikan wadah bagi rakyat tidak mampu untuk merasakan pelajaran yang sama diberikan di bangku sekolah lainnya.

Minggu, 31 Maret 2013

Sarana manusia yang tidak memanusiakan

"Busway di hari senin pagi, sarana umum manusia yang tidak berprikemanusiaan"

Saya tuliskan hal itu di akun salah satu media sosial kepemilikan saya. Imbas dari kendaraan beroda empat yang biasa saya gunakan menuju kantor magang saya yang terbilang cukup jauh yaitu di Palmerah sedang mengalami kerusakan karena sudah membuat jantung saya loncat berkali-kali karena secara mengejutkan benda bergerak itu berhenti mendadak di jalur tercepat jalan tol yang notabene adalah jalan tanpa hambatan, damn!
Hari ini saya menggunakan motor matic warna merah saya menuju halte busway UKI dan berniat untuk melanjutkan perjalanan saya menuju kantor. Hanya dengan merogoh kocek sedangkal 3000 rupiah saja saya dapat menitipkan motor selama 8 dan akan saya ambil kembali ketika pulang kantor nanti. Lalu, apa yang bisa saya cerita dari perjalanan saya selama kurang lebih 1,5 jam dari cawang UKI menuju halte palmerah? Agak merasa kesal atau sedikit marah ketika saya mulai memasuki Busway dengan keadaan semerawut dan sangat amat penuh. Satu langkah kaki kiri saya melewati pintu bis dan merapat ke dalam dengan memegang pegangan di atap bis saya semakin terdorong ke dalam, antara badan saya dan tangan saya yang bergelayutan rasanya agak sakit karena terdorong orang dibelakang disitulah badan saya terasa remuk, tulang-tulang terasa mau patah dihantam penumpang sebanyak itu. Tidak cukup sampai disitu, semakin banyak halte yang disinggahi oleh bis, semakin bertambah kuota di dalam bis. That's why Busway terlihat semakin memendek dan ceper. 

Singkat cerita, apakah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Jakarta memang sudah sangat memadai? atau masyarakat lah yang sudah terlalu sesak memenuhi kerasnya Ibukota Jakarta ini?