Kamis, 11 Juli 2013

Ini Cerita Singkat Kami

Ini cerita kami, sebenernya males banget cerita cinta-cintaan sih.

Ini bukan ya yang namanya garis hidup. Ngga ada yang bisa merubah dan ngga bisa disangka-sangka. Awalnya aku ngga pernah mau untuk mempublikasi dan cukup kurang yakin dengan keadaan ini. Tapi mencoba itu memang ngga akan pernah salah. Dia yang dulu menjadi teman dekatku di dalam kelas sewaktu kami tingkat 3 sekolah menengah akhir, anaknya pintar dan sedikit manja, mungkin karena dia anak semata wayang, beda dengan aku yang agaknya sedikit lebih mandiri darinya. Di awal kuliah, dia berada jauh di Malang dan aku di Jogja tidak membuat kami semakin jauh, aku lupa karena apa kami tambah dekat. Tapi rasanya seneng banget melihat ada tanda pesan singkat di handphone ku. Aku buka, tetapi bukan dia, emm.. rasanya agak kecewa. Sekalinya dia mengirimkan sebuah pesan singkat untuk ku, cepat-cepat aku buka dan suka senyum-senyum sendiri, dan.. sampai akhirnya kita jadian (anak SMA banget ya). Hubungan kami tidak lama sekitar 1 tahun 1 bulan. Yah, karena masalah yang bukan sama sekali masalah orang berpacaran, kami terpaksa putus karena orang tua ku yang tidak setuju, dia dipandang sebagai seorang laki-laki yang, eemm.. agak manja dan itu bertentangan sekali dengan kepribadianku, di saat itu aku masih mencoba untuk melobby orang tua ku untuk menerimanya, tapi aku bukan orang yang berani untuk melawan kata-kata orang tua.
Akhirnya kami jalan masing-masing dengan kehidupan masing-masing. Hampir 4 sampai 5 tahun kami miss communication dan cinta ku di Jogja juga tidak berjalan dengan lancar, hancur mungkin. Disaat aku kembali ke Jakarta setelah menyandang gelar sarjana dan dia juga kembali ke Jakarta kami dipertemukan kembali oleh sahabat kami. Puni, thank you for everything! we come back again. Dia berdua yang merencanakannya untuk ku bertemu dengannya. Aku ingat, masih sangat ingat, di hari Jumat tanggal 25 Januari di sebuah kedai Kopi dan Shusi yang kurang enak. hehehehe. Dengan kaos kesukaan mu yang ngga pernah berubah dari dulu, aku kira aku akan bertemu dengan mu dengan sifat yang masih sama, namun tidak. Ucapan pertama sampai dengan terakhir mu pun jauh berbeda dengan pertama kita berpacaran, yap! lebih matang dan cukup membuat aku kaget. Bukan seperti anak mami yang dulu aku ceritakan ke banyak teman dan sahabat ku kenapa kami memilih untuk berpisah. Namun, aku ngga mau tertipu untuk kedua kalinya tentu saja. Kami lalui tanpa harapan untuk kembali, berteman saja dulu cukup. 
Waktu memang mengantar kami untuk mengenal satu sama lain, karena memang kamu berbeda, ya berbeda. Kamu penuh strategi, kamu yang berjangka panjang, dan aku ngga pernah tau kenapa, kenapa setiap aku minta saran ke kamu, aku merasa lebih tenang. Senang mengalahkan segalanya disaat itu, wajar kok. Kami dilahirkan dari keluarga yang sangat amat berbeda. Kesini-kesini, kami lebih sering berdebat tentang banyak hal, hubungan kami tidak pasif seperti dulu, kamu banyak pengalaman yang berbeda dengan ku, sore dan pagi, bahkan malam kami berbicara. Aku bisa banyak belajar dari kamu, kamu pun juga begitu. Dari kamu, aku juga tau rasanya rindu, rindu sampai aku marah kamu terlalu cuek, aku juga tau rasanya punya tujuan dalam relationship, ngga usah ngurusin hidup orang, jalani selaganya dengan pola ku dan kemampuan maksimal ku, segala saran yang bisa membuat aku mengatakan "iya", kadang kami berbicara sampai aku menangis, menangis bukan karena kamu, tapi kamu yang mentegarkan aku untuk faith dalam setiap garis hidup ku. Tapi di atas segala kelebihan mu, aku mohon kamu juga dengarkan kata-kata aku demi kebaikan mu juga ya. That's it.
Ya, kami punya rencana, rencana bersama. Semoga aku bisa menyelesaikan tanggung jawab ku dan kami bisa bersama, aku ngga mau berfikir yang muluk-muluk, cukup bersama mu, ya kamu rasanya sudah cukup!

your dear,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar