Selasa, 03 Juli 2012

Lonely Journey

Lonely journey, there is the problem?


Seperti yang sudah saya ceritakan kepada teman-teman, beberapa ada yang pro dan banyak juga yang kontra, melihatnya sedih atau ingin seperti saya untuk mencobanya. Yes man, this is your decision, menikmati atau tidak dan mungkin lonely journey berikut akan segera saya rancang namun saat ini terkendala dengan jadwal kuliah yang sangat amat padat. Program yang saya buat ini adalah program untuk membebaskan diri sebagaimana kita sebagai makhluk yang memang terkadang butuh kesendirian terlepas dari arti manusia adalah makhluk sosial. Yaah.. namanya juga 'wants' tapi kalaupun keinginan kesendirian yang kontinyu itu baru namanya error atau kurang pergaulan.

Ketertarikan saya terhadap daerah cikini memang sudah mulai terasa ketika saya mengetahui disana adalah tempat para seniman yang saya sukai untuk memulai karirnya, bentuk dan tata bangunan yang klasik dan tetap terasa nyaman. Saya berangkat dari Bekasi untuk menyusun sebuah rencana mengenai tempat apa saja yang akan saya sambangi. Kebetulan pada saat itu teman-teman sekelas sudah mulai ramai dengan obrolan film Avengers dan seperti orang bodoh yang tidak tau apa-apa ketika orang sibuk dengan banyolan serta omongan ramainya mengenai film tersebut, seperti sudah sepantasnya dan disarankan saya untuk segera dapat berbagi cerita tentang film tersebut, maka saya putuskan untuk menontonnya sambil memenuhi list tempat yang akan saya tuju berikutnya. Nonton sendiri itu memang tidak begitu bermasalah untuk saya, memang sebelumnya saya sudah pernah melakukan hal ini, di Jogja.

Keinginan yang sama, ketika saya mulai bosan dengan obrolan orang-orang mengenai sebuah film dan akhirnya membuat saya penasaran sehingga bergegas untuk nonton seorang diri 'Eat Pray Love', dari judul filmnya sebenarnya ini adalah moment dimana film ini memang harus ditonton berdua atau berkelompok, ah lagi-lagi saya tidak pernah peduli dengan hal itu. Sendiri atau berdua sama saja, bedanya ketika kita terlalu lemah berfikir jalan cerita film sudah sampai mana tidak ada satu orang pun yang bisa ditanya. Alasan seperti itu tidak pernah menyurutkan rasa ingin mengulangi lonely journey kok, itu hal dimana saya bisa memperhatikan diri sendiri, mengtahui keinginan diri sendiri, dan memahami serta mengevaluasi diri selama tempat yang dipilih comfort untuk kita mengeksplor segala imajinasi yang berputar di pikiran dan hati. Kalau begitu institut kesenian jakarta menjadi tujuan saya yang pertaman, XXI nya.


Kenyang nonton kegantengan Hulk sebelum menjadi moster hijau, perut saya terasa amat lapar. Dalam satu area IKJ terdapat banyak depot makanan yang berjejer seperti menggoda iman saya. Awalnya, berniat untuk menuju sebuah masjid yang ada di sekitar kampus IKJ, tetapi apa yang terjadi? saya memasuki daerah teater outdoor dan dipenuhi perasaan mistis dimana bangku kayu bertangga yang sudah terlihat reyot serta panggung teater yang mungkin saja berabad-abad tidak pernah dipakai. Perlahan saya melangkah pasti melewati teater outdoor tersebut mind set ingin ibadah demi sang pecipta, tetapi pijakan kaki terasa berat dan akhirnya berhenti, bahkan putar balik sambil lari tetapi tidak berteriak berharap tidak ada yang mengetahui hal konyol ini, ketakutan di siang bolong, GOD!

Sudah lama sekali saya ingin menyambangi kedai di bilangan cikini namun belum juga kesampaian, ternyata lonely journey ini mengantarkan pada kesukaan saya dan sampai lah di tujuan berikutnya, Kedai Tjikini. Kedai dengan nuansa nostalgia mama dan bapak dari segi interior bahkan kenyamanan dan kedamaian bagi setiap individu yang datang kesana. Memesan snack ringan dan minuman tradisional, pancake ala indonesia yang mungkin lebih tepat saya sebut serabi dan segelas cincau hijau dingin yang hangat di tenggorokan, bingung? es cincau yang mengandung material jahe sehingga agak hangat bila di minum. Duduk di bangku kayu, piano klasik berdiri gagah di depan bangku saya disertai hiasan poster dinding berbagai band terdahulu yang memang pernah tenar dan sulit dilupakan, cool!Sebelumnya saya pernah melihat video youtube ketika white shoes and the couples company pernah menggelar mini concert nya di dalam ruangan ini, pikiran saya melayang membayangkan  seandainya saya berada disini waktu itu dan menikmati alunan musik mereka, memang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata, rasanya iri sekali hanya dengan melihat videonya dan sekarang saya sudah di sebelah piano yang digunakan Ricky Surya Virgana pada saat ia memainkan beberapa lagu yang sudah di list pada saat itu.


Es cincau hijau saya sudah dahulu datang, tidak lama kemudian disusul oleh pancake yang lebih mirip serabi ditambahkan sedikit topping caramel di atasnya dengan susunan sendok dan garpu kecil. Inilah salah satu keunikan kedai yang berada dibilangan cikini jakarta pusat, nyaman dan yang pasti bisa pindah-pindah bangku seenaknya ketika siang menjelang sore hari, sepi dan nyaman sambil menikmati alunan musik legendaris dan baca komik juga pilihan yang menarik apalagi memanfaatkan layanan internet secara free. Hampir satu setengah jam saya habiskan untuk membuka internet, ngemil, dan minum sambil memantau sedikit interior kedai di dalamnya. Terdapat dua area smoking dan no smoking, tentunya saya memilih berada di area no smoking sekaligus lebih adem dan sendiri pula ya kawan-kawan, memang paling autis kegiatan yang dilakuin ketika kita pergi seorang diri ke kafe atau kedai adalah memanfaatkan internet gratis yang ada.

Setiap orang pada titik tertentu memiliki keinginan untuk sendiri dimana kita dapat nge-bland dengan persoalan diri sendiri, mengerti dan memahami diri sendiri serta membiarkan diri kita untuk berekspresi terhadap keinginan sendiri tanpa ada beban keharusan terhadap kebutuhan orang lain. Hal ini bukan masalah benar atau salah, tetapi sebuah pilihan ingin atau tidak. So, is there any of you who want to share about your lonely journey or will be join with me?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar